"A Blessing in Disguise"
Apa dampak corona bagi Indonesia? khususnya ekonomi? tentu akan banyak para ahli berbicara tentang ini dengan berbagai sudut pandang, bahkan berkaitan dengan resesi yang sudah di depan mata. Bagi negara Indonesia itu merupakan warning dari para ahli untuk negara kita, agar kejadian resesi ekonomi di negara maju di Asia seperti Korea Selatan, Jepang dan Singapura tidak terjadi. Apalagi resesi ini diprediksi kalangan, Ivy League, para ahli Barkeley dan pengusung New Economic Model Theory akan dirasakan sampai tahun 2021. We Oo We (WOW).
eits, sebentar. Resesi itu apa sih?
Resesi adalah pertumbuhan ekonomi minus. Ada juga yang mengatakan resesi adalah tidak adanya pertumbuhan ekonomi selama 2 kuartal berturut-turut atau dalam 1 semester dalam 1 tahun berjalan. Misal proyeksi negara Indonesia di tahun 2020 adalah diangka 4%, tetapi karena adanya Virus Corona ini, dikoreksi menjadi 1% atau maksimal 2% persen, sehingga yang seharusnya adalah 4% atau lebih malah menjadi turun menjadi 1%, maka itulah yang disebut dengan minus. Dan apabila kita lihat dengan negara tetangga, seperti Singapura yang mengalami dampak ekonomi yang sangat parah akibat Virus Corona ini, malah mengalami pertumbuhan dengan angka minus, yaitunya sebesar 41,2% dari proyeksi awal tahun dan ini merupakan kinerja terburuk setelah kemerdekaan negara kota tersebut (CNBC : 14 Juli 2020).
Menjadi pertanyaan besar bagi kita semua kenapa hampir semua negara maju mengalami pertumbuhan ekonomi minus atau resesi?, hal ini begitu rumit apabila dijelaskan secara mikro dan makro ekonomi tapi akan dapat disederhanakan dengan analogi seperti ini : apabila kita menjual barang ke orang lain tidak sebanyak seperti tahun lalu, sedangkan beban tetap atau bahkan naik pada tahun yang sama maka kita sudah dipastikan tidak mengalami progres dan disebut dengan resesi, malah kita mengalami kerugian dan terpaksa modal tidak habis bahkan bisa-bisa saving mendadak juga minus. Analisa ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor seperti adanya kelesuan pasar, daya beli konsumen menurun, inflasi, bencana alam, peperangan dan sebagainya. Itu adalah salah contoh individual, apalagi kita lihat dampak makro bagi suatu negara, seperti Amerika Serika, China, Jerman, Jepang, Korea Selatan dan Singapura.
Nah.. Kenapa negara maju mengalami resesi ekonomi? Karena negara tersebut adalah negara perdagangan dan juga sebagai negara produsen/manufaktur. Apakah ada yang salah dengan kondisi tersebut, tentunya tidak ada, tetapi dalam kondisi sekarang akibat Virus Corona semua pihak baik itu individual dan maupun negara melakukan gerakan pengetatan ikat pinggang. Untuk apa? Yaaa karena semua pihak tidak bisa memprediksi masa depan seperti tahun-tahun sebelumnya. Dimana sebelumnya membuat prediksi mudah untuk tahun depan dengan menggunakan angka statistik masa lalu, sekarang dengan keadaaan abnormal seperti ini, data-data analisa masa lalu menjadi absurd untuk memprediksi tahun depan bahkan sampai 5 tahun ke depan.
Negara maju tersebut sudah tidak bisa lagi menjual produknya, sehingga tidak memperoleh devisa negara, bahkan devisa tergerus untuk diahlihkan ke sektor kesehatan agar dapat menanggulangi dampak Virus Corona a.k.a Covid yang semakin meluas di setiap penjuru negeri. Disisi lain sebagai negara produsen mereka (negara maju) juga tidak bisa melakukan produksi seperti sedia kala, sehingga terjadi pemutusan hubungan kerja karyawan, pemutusan hubungan supplier dan dampak negatif lainnya.
Bagaimana dengan negara Indonesia?, negara yang salah satu terkena dampak Covid terparah menurut WHO, dimana pada tanggal 27 Juli 2020 sudah memiliki pasien positif Covid mencapai angka 100.000. Dan sampai tulisan ini dipublish masih terjadi peningkatan jumlah pasien covid serta masih berjuangnya negara ini dengan berbagai kebijakan agar bisa mengarungi badai ini.
Menurut saya Indonesia itu unik, selalu beda dari yang lain, tidak pernah meniru cara orang lain, punya stylenya sendiri dalam menghadapi setiap permasalahan bangsa dan negaranya dan terbukti negara ini masih berdiri dengan kokoh dan gagahnya walaupun dihadang dengan berbagai drama. Saya menyebutnya dengan sekalimat frasa yaitu sesuatu yang pada awalnya tampak buruk atau tidak menyenangkan, tapi ternyata dikemudian hari, menghasilkan sesuatu yang baik (setidaknya pada kondisi saat itu), dalam istilah inggris ini disebut dengan "A Blessing in Disguise".
Kenapa Indonesia itu unik?, karena adanya frasa bless in disguise tersebut, sehingga keunikan Indonesia itu muncul, terumata dalam menghadapi situasi global saat ini yaitunya resesi ekonomi. Tentu pasti ada dampak pada negara tercinta kita ini, tapi minimal masih bernilai positiflah, berbeda dengan negara seperti Singapura yang sudah diprediksi negatif nilai pertumbuhan ekonominya sampai akhir tahun. Indonesia cukup beruntung karena sebelum Virus Corona ini muncul, neraca perdagangan juga tidak condong ekspor dan kita juga bukan negara produsen sehingga kita diprediksi sulit untuk mendapatkan income devisa yang besar di tahun 2020 dan 2021, apakah ini preseden buruk? Jawabannya iya (pada saat itu). Dan bagaimana untuk saat ini? Untuk saat ini kita beruntung, mengapa? Karena masyarakat Indonesia masih bisa melakukan perdagangan secara domestik, yang cukup membuat ekonomi tetap berjalan (new normal), tanpa mengharapkan penjualan produk ke luar negeri. Sehingga masih bisa melalui badai resesi ini dengan sedikit gagah berani, walaupun masih ada tangis dan kepahitan yang dirasakan oleh semua lapisan masyarakat Indonesia.
Dalam menghadapi masalah, setiap negara memiliki caranya masing-masing, setiap generasi memiliki tantangannya masing-masing, setiap individu memiliki solusinya masing-masing dan akan begitu terus sampai akhir dunia. Jadi jangan putus asa dengan mencari jalan keluar yang tidak layak seperti kamikaze dan sebagainya. Mari berpikir kreatif, karena setiap manusia diciptakan dengan keunikannya tersendiri dengan individu lain dan perbanyak jaringan agar bisa juga mencarikan solusi untuk mencari jalan keluar. Tidak hanya uang saja yang menjadi patokan solusi atau jalan keluar suatu masalah.
Komentar
Posting Komentar